Minggu, 13 Maret 2016

Efek Samping RUBRIK ZODIAK di MAJALAH

Rubrik mengenai berita artis terkini pada majalah wanita seperti Girlfriend, Kartini, Cosmopolitan, dan lain sebgainya merupakan salah satu bagian terpenting, begitu pula dengan rubrik yang berisi tentang ramalan zodiak. Rubrik ini disajikan pada majalah wanita karena menurut penelitian yang dilakukan oleh Gallup sebagai lembaga barometer opini, terbukti bahwa 28 persen responden wanita membaca ramalan horoskop secara rutin, sementara hanya 23 persen kaum pria yang melakukan hal serupa. Pada tahun 2009 Gallup juga melakukan penelitian mengenai tingginya jumlah para wanita yang sering kali berkonsultasi dengan cenayang untuk memperoleh ramalan nasibnya. Dari hasil penelitian statistik yang telah dilakukan oleh Gallup, Yohana Desta, sebagai seorang penulis ilmiah menyimpulkan bahwa para wanita tertarik untuk membaca ramalan zodiak pada majalah karena secara historis para wanita memiliki sifat ingin mengontrol, begitupula dengan nasibnya (Setiawan, 2015).

Penelitian juga dilakukan oleh beberapa peneliti dari Johns Hopkins University dan University of South Carolina. Mereka melakukan penelitian dengan memberi ramalan bintang yang berisi tentang hal negatif pada beberapa partisipan. Setelah membaca ramalan tersebut, partisipan ditanya akan pergi ke pesta atau tetap tinggal rumah. Umpan balik yang didapat dari partisipan berupa penerimaan untuk pergi ke pesta jika merujuk pada ramalan bintang tersebut. Namun di sisi lain, ketika mengambil keputusan atas penerimaan tersebut partisipan juga merasa kurang yakin atas keputusannya. Sedangkan umpan balik dari partisipan yang tidak membaca ramalan zodizodiacngan tegas menolak untuk pergi ke pesta dan memilih untuk membersihkan rumah (Kertopati & Irdayanti, 2013). Seperti yang dilansir pada Daily Mail mengenai penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Consumer Research yang merupakan hasil penelitian dari Hyeongmin Kim, Katina Kulow, dan Thomas Kramer, bahwa Sifat manusia mendorong individu untuk percaya pada nasibnya sendiri, namun di sisi lain ramalan bintang dapat memengaruhi keputusan yang akan diambil oleh individu (Kertopati & Irdayanti, 2013).

Rubrik ramalan zodiak di majalah juga berpengaruh pada salah satu teman saya yang bernama Natalia ketika masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas tiga. Seperti para remaja biasanya, kami berdua suka membaca majalah remaja. Saat itu kami berlangganan majalah Girlfriend, kami merasa keren membaca majalah itu karena tidak hanya terbit di Indonesia. Pada awal berlangganan kami hanya suka membaca namun tidak sampai mengingat berita apa saja yang dihadirkan. Namun mulai dari bulan ketiga setelah berlangganan kami mulai memperhatikan betul konten majalah tersebut, sampai-sampai kami pernah mengikuti resep makanan yang ada di majalah Girlfriend. Tak lupa, kami juga membaca rubrik yang berisi ramalan zodiak. Umpan balik atas pesan yang saya dan teman saya lakukan berbeda mengenai ramalan tersebut. Saya hanya menganggap ramalan tersebut sebagai hal yang biasa, tetapi Natalia menganggap ramalan tersebut adalah hal yang serius dan patut dipercaya karena dia merasa apa yang diungkapkan dalam ramalan tersebut sesuai dengan dirinya. Hal ini berlangsung selama satu tahun sampai kami menginjak bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas satu. Ketika dia didekati oleh seorang siswa laki-laki dan diajak untuk menjadi pacarnya, dia menolak karena menurut ramalan zodiak yang di abaca, tidak seharusnya orang dengan zodiak Taurus memiliki hubungan dengan lawan jenis yang berzodiak Aries. Setelah kejadian tersebut ia cerita pada saya bahwa ia menyesal menolak ajakan laki-laki tersebut, karena sebenarnya dia ingin sekali pacaran dengan laki-laki itu. Karena saya kesal, saya berusaha menyadarkan dia bahwa ramalan zodiak tidak selalu benar, dan saat itu pula dia mulai belajar untuk tidak menjadikan ramalan zodiak sebagai tolak ukur atas segala hal. 

Sifat fanatik yang teman saya miliki terhadap ramalan zodiak di majalah ketika di bangku Sekolah Menengah Pertama hingga Sekolah Menengah Atas merupakan salah satu bukti atas efek komunikasi massa yang bertaraf kognitif, afektif, dan behavioral. Efek komunikassi massa bertaraf kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang bersifat informatif sehingga menyebabkan komunikan untuk membangun persepsinya atas suatu isu. Efek ini terjadi ketika saat Natalia membaca ramalan zodiak saat tiga bulan pertama, yang saat itu ia masih mempertimbangkan apakah informasi itu relevan atau tidak untuk dirinya. Seiring berjalannya waktu, ia mulai berpikir bahwa ramalan itu relevan bagi dirinya namun ia belum menerapkan ramalan zodiak sebagai tolak ukur atas segala hal, maka ia mendapat efek komunikasi massa dengan taraf afektif. Efek ini ditumbulkan media massa pada penerima pesan atau khalayak agar penerima pesan melakukan kecenderungan akan informasi yang didapat. Setelah lebih dari tiga bulan membaca majalah tersebut ia mulai menerapkan ramalan zodiak sebagai tolak ukur atas segala hal yang akan mempengaruhi keputusan yang akan dia ambil. Maka dapat dikatakan bahwa ia sudah mencapai pada taraf ke tiga, yakni efek behavioural adalah efek yang ditimbulkan media massa agar penerima pesan menimbulkan perilaku atas informasi yang didapat. 

Walaupun media massa berharap adanya umpan balik dari konsumen, namun ada kalanya konsumen diharapkan untuk tidak mengambil kesimpulan dengan cepat atas sebuah informasi. Berdasarkan penelitian Kramer dan kawan-kawan, dapat disimpulkan bahwa konsumen yang fanatik dengan ramalan bintang akan selalu mengalami ketergantungan ketika diharuskan mengambil keputusan, sementara mereka yang tidak membaca ramalan zodiak terbukti jauh lebih konsisten ketika mengambil keputusan untuk dirinya (Kertopati & Irdayanti, 2013).


Patricia Liana


Sumber :


Setiawan, S. R. D. (15 Januari 2015). Ini alasan mengapa wanita suka baca ramalan bintang. Kompas. Diakses dari www.kompas.com

Kertopati, L., & I. M. (12 Desember 2013). Bahaya percaya pada ramalan bintang. Viva. Diakses dari www.viva.co.id

Efek Samping dan Realita dalam Majalah

Dewasa ini kita sering menggunakan jasa media massa untuk mengetahui berbagai macam informasi yang terbaru, tapi apakah itu media massa? Media massa (Mass Media) singkatan dari Media Komunikasi Massa (Mass Communication Media), yaitu sarana, channel, atau media untuk berkomunikasi kepada publik. Media Massa juga dapat dikatakan sebagai sarana komunikasi massa dimana proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak atau publik secara serentak. Jenis-jenis media massa meliputi :

     a. Media Cetak yang didalamnya ada surat kabar/koran, majalah, majalah, buku, news letter
     b. Media Elektronik yang didalamnya meluputi televisi, radio, video, dan film 
     c. Media Online yang didalamnya meliputi media yang berbasis internet.

Disini saya akan menjelaskan apa itu media cetak yang berbasis majalah.

Majalah di era modern ini sangat berpengaruh kepada kehidupan manusia terutama pada para pembacanya. Seiring bertambahnya waktu maupun jaman, manusia di era modern ini sangat mudah untuk dipengaruhi oleh hal-hal positif maupun hal-hal negatif. Manusia semakin membutuhkan media untuk mencari informasi seputar fashion, dan contoh yang lainnya. Majalah juga berpeluang untuk menarik perhatian para pembaca untuk membeli barang-barang yang dijual atau diiklankan oleh para produsen atau distributor barang-barang tertentu. Majalah juga dapat memuat berbagai produk-produk instan yang pada pasalnya manusia di era modern ini sangat meyukai hal-hal yang serba instan atau serba mudah dilakukan.

Di era globalisasi zaman sekarang, semua serba modern. Setiap perubahan terasa sangat cepat.Trend fashion, musik, selera makanan-minuman, semua berubah terasa sangat cepat. Berbeda dengan zaman dahulu yang semua pergerakan terasa lamban dan tidak terburu-buru. Begitu juga dengan majalah. Majalah di zaman era globalisasi terasa begitu cepat tersebar di seluruh negeri. Majalah menjadi wadah untuk menampung hal-hal yang berkaitan dengan gaya atau fashion yang sedang menjadi trending topic yang siap di sebar luaskan ke publik. Peran majalah di era globalisasi ini adalah, dengan adanya majalah ini mengakibatkan hal-hal yang tersebar semakin tidak berkualitas bahkan terkadang melanggar hukum walaupun penyebarannya semakin cepat. 

Di Indonesia misalnya, ada sebuah sistem yang mengatur sebuah majalah yaitu Sistem Pers Demokrasi Liberalisme. Sistem Pers Demokrasi Liberalisme dapat diartikan sebagai sistem yang memberikan kebebasan seutuhnya yang dijamin keberadaan dengan selaras paham liberalis. Dalam negara yang menganut paham liberal, pers dapat berkembang dengan pers sebebas-bebasnya (mutlak). Salah satu ciri dalam Sistem Pers Demokrasi Liberal sendiri dikatakan bahwa tidak adanya batasan hukum dalam upaya pengumpulan informasi yang digunakan untuk kepentingan publikasi dan penerbitan dan pendistribusian terbuka bagi setiap orang tanpa memerlukan izin atau lisensi. 

Menurut pengalaman yang saya pernah lihat dari beberapa orang atau tetangga di sekitar rumah saya, saya melihat adanya pengimitasian yang dilakukan oleh beberapa tetangga yang diakibatkan oleh majalah tersebut. Majalah tersebut mengiklankan bahwa bila memakai baju ini akan terlihat menarik dan mungkin bisa dikatakan dapat terlihat lebih muda. Oleh karena itu mereka dengan segera membeli barang tersebut dan diantaranya mungkin karena kekuatan iklan tersebut, nampaknya tidak berfungsi bagi mereka. Pasalnya karena aktor iklan tersebut memang benar-benar terlihat awet muda tetapi tidak ada bukti konkrit yang dihasilkan oleh produk tersebut. Ini dapat dikatakan mengimitasi aktor tersebut karena tindakan yang dilakukan oleh tetangga saya itu adalah meniru aktor yang ada di dalam majalah tersebut. 

Pengalaman lain yang diakibatkan oleh peredaran majalah yang membuat orang dapat menirunya yaitu yang saya alami sendiri. Di suatu majalah terdapat penjualan beberapa dompet, kaos, jam tangan, tas, kacamata dan lain-lain. Mungkin dari beberapa penglihatan saya memang tampak bagus dan mungkin dapat dikatakan istimewa karena dari iklan tersebut diperlihatkan beberapa gambar yang sekiranya dapat meyakinkan konsumen bahwa barang tersebut memang asli adanya. Di majalah itu digambarkan ada sebuah aktor yang memakai sebuah kaos, jam tangan dan kacamata yang mungkin dapat dikatakan harganya memang sedikit mahal tetapi karena memang saya tertarik untuk meniru aktor tersebut agar mungkin dapat terlihat menarik seperti aktor tersebut akhirnya saya membeli barang-barang tersebut dengan harga yang sedikit mahal yaitu kurang lebih 3 juta rupiah. Dan setelah menunggu beberapa hari dalam pengirimannya, alhasil ternyata setelah saya memakainya, saya sama sekali tidak terlihat seperti aktor tersebut padahal saya meniru dengan gaya yang sama. Hal serupa juga terjadi pada kakak saya, Dia membeli sebuah tas ransel yang ekspetasinya tas itu tebal dan mungkin awet dalam pemakaiannya karena harganya yang cukup mahal. Karena ia tertarik ia pun akhirnya membeli tas ransel tersebut dan alhasil realita berbeda dengan ekspetasi. Realitanya adalah tas tersebut sangat tipis dan mungkin akan mudah robek bila dipakai setiap hari.

Berbicara soal ekspetasi dan realita yang ada, memang akan jauh berbeda jika kita tidak melihatnya secara langsung. Ekspetasi dari barang-barang yang dijual oleh seorang pedagang memang selalu nampak bagus dan selalu dilebih-lebihkan oleh pedagang itu tetapi pada dasar realitanya, nampak pada barang tersebut ketika telah terjual pada orang yang telah tertipu dari ekspetasi tersebut. Kebanyakan dari realita yaitu berbanding terbalik dari ekspetasi yang telah dilontarkan oleh beberapa pedagang yang diiklankan di majalah tersebut. Orang-orang selalu mudah tertipu karena fungsi dari majalah itu sendiri dapat menarik minat pembaca untuk membaca majalah itu bahkan dapat membeli suatu barang yang mungkin dijual di majalah tersebut.

Yustinus Bigar


Referensi :

https://komunikasi.uinsgd.ac.id/pengertian-media-massa/
https://www.artikelsiana.com/2015/03/pengertian-sistem-pers-liberal-ciri-ciri-tugas-fungsi.html

Efek Media Massa; Majalah Merangsang Hedonisme

Majalah merupakan salah satu media cetak yang sangat berpengaruh dalam kehidupan kita di era komunikasi. Majalah menurut kamus besar bahasa indonesia adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik. Seiring perkembangan majalah, majalah menjadi media yang dapat membantu kita dalam bidang promosi. Misalnya seperti majalah yang membuka peluang untuk pengusaha agar bisa mengembangkan usahanya dengan cara menaruh produk dan jasa dalam bentuk gambar yang difoto dan ditaruh di majalah.

Sedangkan hedonisme menurut kamus besar bahasa indonesia adalah pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Hubungan majalah dengan hedonisme sangat erat. Banyak faktor yang menentukan dan membuat masyarakat memiliki perilaku hedonisme. Salah satunya adalah majalah yang memuat berita-berita tentang promosi barang-barang yang kurang berguna dan hanya untuk kepuasan sementara, misalnya seperti baju, gaun, mainan, rokok, minuman keras, dan barang-barang yang kurang membantu kita dalam melakukan kegiatan ekonomi dan cendrung hanya untuk kepuasan sementara.

Menurut pengalaman saya, kekuatan majalah ini dalam bentuk visual sangat kuat. Pertama dilihat dari sisi kualitas kertas yang bagus, sangat mempengaruhi barang tersebut. Misalnya saja kita melihat iklan mobil yang di pajang di koran dengan kertas yang kita tahu sendiri bentuknya kasar dan terkadang gambarnya menjadi pecah. Sedangkan jika kita melihat iklan mobil yang dipajang di majalah, karena gambar yang mungkin biasa-biasa saja, tetapi karena kertas yang bagus dan halus dapat memunculkan kesan yang indah dari gambar tersebut. Kedua dilihat dari gambar yang diatur sedemikian rupa, sehingga lebih fokus kepada produk maupun jasa. Misalnya ketika kita membuka lembar halaman promosi pada majalah, kita melihat majalah ini mempromosikan sebuah produk, katakan saja “mesin pencukur rambut”. Di dalam majalah akan dibahas lebih mendalam, karena mungkin peletakan dan fokus pada gambarnya yang dapat menampakan wujud dari mesin pencukur rambut tersebut lebih mendetil.

Disamping dari keunggulan majalah yang sangat indah untuk dipandang. Ada juga dampak buruknya, yaitu hedonisme yang kita bahas tadi diatas. Contoh kasusnya itu seperti pengalaman saya, saat itu saya sedang berjalan-jalan di pusat perbelanjaan yang ada di kota Yogyakarta. Dalam perjalanan saya yang sedang cuci mata melihat keindahan interior dan wanita-wanita metroseksual yang sedang berjalan-jalan di pusat perbelanjaan tersebut, saya melihat salah satu majalah favorit saya keluaran baru yang berbau fashion laki-laki, dan di dalam majalah tersebut terdapat gambar-gambar seperti jas pria, jam tangan pria, celana dalam pria, baju pria, celana pria, dasi pria, ikat pinggang pria, kaos kaki pria, jaket pria, sarung tangan pria, sepatu kasual pria, sepatu bola pria, sepatu futsal pria, sepatu kulit pria.

Di antara barang-barang tersebut yang paling saya gemari adalah jam tangan pria. Kenapa saya menyukainya? Karena menurut saya jam tangan itu adalah sebuah gambar yang dapat menghibur kita yang tertempel di pergelangan tangan. Saya sangat mengerti tentang jam tangan dari berbagai macam modelnya yang beraneka ragam, dimulai dari mesin yang mekanik(mesin yang mengandalkan gerakan dari mahkota jam dan harus diputar secara manual dan kemudian akan ada batas waktu interval jam tersebut berputar, misalnya kita memutar mahkota jam tangan kurang lebih 1080 derajat, kemudian kemungkinan ketahanan jam tangan bisa mencapai 3 hari sampai jarum jam tersebut berhenti berputar, prinsip nya seperti mainan gratis yang biasa dibagikan oleh salah satu restoran cepat saji). 

Kemudian mesin otomatis(mesin jam tangan ini diciptakan dengan prinsip yang dapat membantu kita lebih gampang dan tidak perlu memutar mahkota jam tangan, tetapi di dalam jam tangan tersebut terdapat pendulum atau rotor yang bergerak yang dapat mengumpulkan tenaga ke dalam kumparan yang bergerak ke kiri dan ke kanan, sehingga membuat jarum jam bergerak. Keunggulan jam ini, kita tidak perlu repot-repot memutar mahkota jam tangan, karena hanya dengan memakainya saja di tangan kita, rotor akan bergerak dan mengumpulkan tenaga ke dalam kumparan. Kurang lebih ketahanan jam ini 2 hari baru jarum jam akan berhenti total), dan juga ada jam tangan quartz(jam tangan yang digerakan dengan energi listrik dari battrey), lalu ada jam tangan yang disebut dengan kinetik(jam tangan ini merupakan gabungan dari quartz dan otomatis, prinsipnya rotor bergerak dan kemudian mengumpulkan tenaga kedalam battrey secara terus menerus, sehingga jam ini akan lebih tahan lama dan memiliki akurasi ketepatan waktu yang sangat tepat. Kemudian jam ini juga dilengkapi dengan auto relay, jadi jika kita menggoyangkan jamnya, jam tangannya, jam tersebut akan memutar dan mencari waktu secara otomatis).

Kenapa saya bisa mengerti mengenai jam tangan? Karena saya sering membeli jam tangan, memang dari harga yang murah-murah saja, tetapi sering membeli barang-barang yang kurang berguna itu sama saja dengan hedonisme.

Kembali ke majalah, karena saat itu majalah tersebut mempromosikan gambar tentang salah satu merek jam yang paling saya gemari dan mimpi-mimpikan, jadi saya tertarik untuk membelinya di salah satu toko jam tangan dekat dengan rumah saya. Jam tangan tersebut seharga kurang lebih dua juta. Setelah memberli jam tangan tersebut saya merasa sedikit menyesal kenapa saya tertarik membeli barang-barang seperti itu.

Berdasarkan pengalaman yang saya alami diatas itu dapat kita lihat bahwa, iklan yang ada di majalah sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumerisme. Perilaku ini sangat tidak dianjurkan karena sama saja membuang-buang uang yang sudah diberikan oleh orang tua maupun yang sudah kita tabung. Padahal kita belum berpenghasilan tetapi kita malah menghabiskan uang yang dihasilkan orang tua untuk segala sesuatu yang tidak berguna. 

Jadi intinya solusi dari saya, kita semua harus bisa menahan nafsu yang membuat kita menjadi khilaf akan perbuatan yang membuang-buang uang seperti itu. Sampai sekarang saya sudah mulai bisa mengontrol keuangan saya, tidak terus-terusan membeli sesuatu yang tidak berguna dan lebih mementingkan makanan yang akan saya makan.

Agustinus Mahardika

Efek Komunikasi Massa; Efek Majalah pada Gaya Rambut

Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media massa adalah relaitas yang sudah diseleksi. Kita cenderung memperoleh informasi tersebut semata-mata berdasarkan pada apa yang dilaporkan media massa. 

Menurut Onong (1998, h. 60), dampak yang diharapkan oleh seorang komunikator atas pesan yang disampaikannya diklasifikasikan kadarnya menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :

1. Dampak Kognitif
Dampak yang ditimbulkan pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahudan
mengerti atau meningkat intelektualitasnya.

2. Dampak Afektif
Komunikator bukan hanya menjadi tahu tetapi menimbulkan perasaan tertentu.

3. Dampak Behavioral
Dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk prilaku atau kegiatan.

Tahun 2015 kemarin, banyak majalah yang menerbitkan beberapa halaman tentang tren gaya rambut laki-laki di tahun 2015, pada halaman tersebut terdapat bahwa gaya rambut yang disebut undercut berada pada urutan pertama dari beberapa gaya rambut lainnya. Under-cut adalah gaya rambut yang pada rambut bagian samping kiri dan kanan kepala seorang pria dipotong tipis, bagian belakang kepala sedikit lebih tebal, dan pada bagian atas ditumbuhi rambut panjang dan tebal, lalu disisir dari samping kiri atau kanan ke arah belakang. 

Efek yang diakibatkan dari tulisan ini adalah kebanyakan laki-laki di Indonesia, dari kalangan anak-anak sampai dewasa, menggunakan gaya potongan rambut yang disebut under-cut ini, bahkan artis di Indonesia juga menggunakan gaya rambut ini, contohnya adalah Ricky Harun, setelah Ricky mulai memakai gaya rambut undercut ini, dia menjadi sering muncul di beberapa halaman majalah ternama dan dia juga semakin memiliki banyak idola. Munculnya Ricky sebagai model dengan gaya rambut under-cut, membuat banyak laki-laki di Indonesia yang mengikutinya, dengan wajah Ricky yang tampan dan dengan gaya rambut yang cocok dengan wajahnya tersebut, para lelaki yang hendak mengikuti gaya rambut seperti Ricky seolah-olah merasa akan mirip dengan Ricky Harun. Tahun 2015, tempat potong rambut pria yang biasa kita sebut barber shop banyak meraup keuntungan, karena banyak laki-laki yang ingin merubah gaya rambut menjadi seperti Ricky, biasanya anak yang bersekolah di jenjang sekolah menengah atas yang banyak memilih untuk memotong rambut dengan gaya seperti Ricky. Bagi orang yang sudah tahu nama gaya rambut Ricky akan ngomong ke tukang potong seperti ini “bang gaya rambut under-cut!” tapi untuk mereka yang belum mengerti biasanya akan bilang begini “bang gaya rambut Ricky Harun ya!” 

Gaya rambut ini juga paling banyak digemari oleh kalangan anak Sekolah Menengah Atas (SMA). Ada beberapa sekolah yang melarang murid laki-lakinya untuk memiliki rambut panjang, karena model potongan rambut under-cut ini memiliki model panjang dan lebat di bagian atas, jadi ada beberapa sekolah yang melarang murid laki-lakinya untuk memiliki rambut panjang, saat ditemukan siswanya memiliki gaya rambut under-cut yang terlalu panjang di bagian atas, biasanya akan diperingatkan atau langsung dipotong rambutnya oleh guru. Para siswa seperti ini biasanya sadar telah melanggar peraturan tata tertib sekolah, namun karena mereka berniat mengikuti trend dan ingin terlihat lebih beda, jadi mereka lebih memilih melanggar peraturan untuk memenuhi kepuasaan diri mereka masing-masing dan tidak memikirkan resiko yang akan ditanggungnya. Sebagai anak yang pernah mengikuti SMA saya juga pernah melakukan hal tersebut dan karena di SMA saya dulu laki-laki dilarang memiliki rambut panjang, rambut saya pun langsung digunting oleh guru Bimbingan Konseling (BK) dan sejak itu sampai sekarang saya tidak pernah lagi menggunakan gaya rambut tersebut.

Selain orang dewasa, anak kecil mulai dari umur 3-6 tahun juga ada yang menggunakan gaya rambut ini. Ketika anak kecil menggunakan gaya rambut under-cut ini, anak-anak kecil tersebut akan terlihat lebih dewasa

Menurut saya, efek ini yang paling kuat yang pernah dibuat oleh majalah, karena di awal tulisan ini sudah dijelaskan bahwa, efek komunikasi massa meliputi 3 hal yaitu kognitif, afektif, dan behavioral. Dari penjelasan tentang efek majalah membuat gaya rambut bernama undercut menjadi tren rambut pria 2015, bisa dilihat bahwa contoh efek ini sudah meliputi tiga hal tersebut.Yang pertama, Kognitif merupakan perubahan intelektual, beberapa orang menjadi tahu nama mode potongan rambut Ricky Harun dan menjadi tahu kalau gaya rambut ini sedang menjadi tren. Yang kedua ada Afektif, komunikator bukan hanya menjadi tahu tetapi menimbulkan perasaan tertentu, dalam diri beberapa pria timbul perasaan bahwa mereka lebih tampan dan mirip dengan Ricky Harun, karena mereka akan memiliki gaya rambut yang sama dan sedang tren. Yang ketiga Behavioral, Dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk prilaku atau kegiatan, karena ada beberapa sekolah yang melarang siswa laki-laki untuk memiliki rambut panjang, sementara siswa tersebut ingin memiliki gaya rambut yang sedang tren dan undercut merupakan gaya rambut yang panjang dan lebat, jadi mereka memilih untuk melanggar peraturan dan mendapat hukuman, ini merubah perilaku siswa yang biasanya tidak pernah melanggar peraturan mengenai gaya rambut menjadi memilih untuk melanggarnya.


Jeremy Thomas

Referensi :
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi [Edisi Revisi]. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Effendy, Onong Uchjana. 1998. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.




Efek Komunikasi Massa; Unique Because Different

Halo semuanya, hari ini Lady akan bercerita tentang kisah inspiratif tentang efek komunikasi massa dan kebetulan lady membahas tentang majalah. Kita mulai ya ceritanya..

Seperti yang selalu kita lihat bahwa majalah pasti memiliki apa yang dinamakan model-model dari majalah tersebut baik laki-laki ataupun perempuan apalagi majalah yang memang membahas tentang fashion kecuali majalah trubus ya yang menjadi modelnya adalah flora atau fauna. Model-model tersebut pasti memiliki tubuh perfectionist a.k.a langsing,berkulit putih, jarang kita temui model majalah yang memiliki badan gemuk kecuali mungkin pada edisi tertentu. Selain badan yang ideal, Struktur wajah yang tertata cantik dari maha pencipta pun tak kalah penting. Mata seperti bola pimpong dengan bulu mata yang lentik, tatanan alis yang tiada tanding, bibir yang seksi Angelina Jolie, dan hidung yang mancung seperti seluncuran anak Tk. Kira-kira seperti inilah gambaran dari saya model tersebut badang langsing, dan wajah yang cantik tak ada tanding.

Gambaran tentang model yang seperti itu tidak menjadi alasan untuk model unik wanita keturunan Jamaika yang lahir pada 27 Juli 1994 dan diberi nama Chantelle Brown-Young alias Winnie Harlow atau Chantelle Winnie.









Winnie ketika lahir, ia tampak normal. Namun saat ia menginjak usia empat tahun, sebuah kelainan pigmen bernama vitiligo menyerangnya. Vitiligo adalah sebuah kondisi sebagian kulit kehilangan pigmen, berupa kematian sel pigmen, ataupun ketidakmampuan pigmen dalam membuat warna kulit. Winnie tumbuh dengan vitiligo yang ia miliki, maka tak jarang dia kerap diperlakukan diskriminatif dan mendapat bullying dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Banyak orang yang mencelanya dengan panggilan ‘sapi’, ‘zebra’, dan semacamnya. Namun semua hal itu tidak menyurutkan cita-cita Winnie untuk menjadi model yang biasanya di identikan cantik, langsing, dan putih. Dibesarkan oleh orangtua tunggal, sekaligus harus hidup dengan ejekan dan hinaan, membuat Winnie kerap bergonta-ganti sekolah. Dia akhirnya memutuskan berhenti pada usia 16 tahun. Dia juga berusaha ikhlas menerima perbedaan pada kulitnya, yang tak sama dibanding orang pada umumnya.

Meski bisa menerima kondisi diri sendiri, tak serta merta orang lain berbuat hal yang sama. Winnie pun harus tabah menerima penolakan demi penolakan dari para agensi model, hanya karena kulitnya yang 'bermotif'. Hingga pada tahun 2013 artis YouTube lokal Amerika Serikat meminta Winnie untuk menjadi bagian dalam video klipnya setelah menemukan fotonya di facebook. Artis tersebut adalah Shannon Boodram. Memiliki kulit unik dan modal foto di media sosial tidaklah cukup membuat Winnie bertahan dalam persaingan sengit penuh drama di American's Next Top Model (ANTM) putaran ke-21. Ia harus tersingkir di episode ke-4. Namun, ia sempat masuk kembali dalam barisan kontestan di episode ke-10, tetapi tersingkir lagi di episode ke-13. ANTM musim tersebut dimenangkan oleh Keith Carlos, pria pertama yang menjadi pemenang di ANTM. Meski tak menjadi pemenang serial ANTM, tak lantas membuat Winnie pulang kampung tanpa hasil. Ia direkrut oleh seorang penyanyi rap terkenal yang berduet dengan penyanyi Australia yang tengah naik daun. Winnie direkrut oleh Eminem dan Sia dalam video klip duet mereka, ‘Guts Over Fear’.


Winnie juga didapuk menjadi model berbagai label internasional. Ia menjadi model label Dasigual yang berbasis di Barcelona, Spanyol. Dalam sebuah wawancara dengan New York Times, Winnie mengungkapkan tema pakaian Dasigual kala itu adalah polkadot, yang senada dengan kondisi kulitnya yang unik. 

Bukan hanya Dasigual, Winnie pun laris manis mendapatkan kesempatan mejeng di berbagai kesempatan. Sebut saja London Fashion Week, ketika ia terpilh menjadi model dari label Ashish. Lalu label asal Italia, Diesel, juga memilihnya untuk menjadi model koleksi musim semi dan musim panas. 

Selain bersinar di dunia mode, Winnie juga aktif menjadi pembicara mewakili penderita vitiligo. Sebelum tenar, ia pernah membuat sebuah video di YouTube berjudul ‘Vitiligo: A Skin Condition, not a Life Changer’, pada 2011. Video itu menerangkan kisahnya sendiri dan menjawab berbagai macam pertanyaan mengenai apa yang tengah terjadi pada tubuhnya.

Sebenarnya ada banyak perawatan yang dapat Winnie lakukan untuk menyembuhkan vitiligo yang ia miliki, mulai dari terapi ultra violet, pewarnaan kulit, pengobatan topikal, bahkan hingga operasi. Namun semuanya tak membuat Winnie tertarik. Ia lebih memilih menghargai apa yang telah ia miliki saat ini. Walaupun, hingga saat ini masih ada yang mencela Winnie dan menganggapnya sebagai antek-antek label kosmetik.

"Ini hidup saya. Saya bahagia dengan apa yang akan dikerjakan orang lain. Entah itu menghitamkan alis, suntik bibir, potong rambut, liposuction, terserah. Orang berpikir saya menipu diri sendiri, karena saya sangat bangga dengan kulit yang saya perjuangkan, bahwa tidak ada perbedaan antara kulit saya dengan yang lainnya. Saya sedang tidak melawan siapapun selain menjadi bahagia," kata Winnie, seperti dilansir The Guardian.

Meski ia telah dikenal banyak orang, namun Winnie masih dalam pencarian agensi yang sesuai hatinya. Bagi Winnie, bagaimanapun ia adalah model, tak peduli dengan kondisi kulit yang ia miliki. Winnie tak ingin selamanya hanya menjadi duta untuk vitiligo. Winnie pun tak peduli dengan semuahaters yang menyerangnya sejak ia masih menjadi bagian ANTM.

"Bila suatu kali kulit saya menghitam semua, saya tetaplah seorang model. Sama dengan bila kulit saya putih, saya tetap seorang model. Saya tidak tergantung pada kulit saya. Saya hanya seorang model dengan kondisi kulit yang khusus," kata dia. 

"Banyak yang bilang saya kena kudis, kusta, apapun. Tidak ada satupun yang benar. Kini semua dunia menatap saya, pilihan saya adalah membiarkan para haters mempengaruhi saya atau saya tetap mencari uang. Dan saya lebih memilih berdiri sembari menghitung jumlah tabungan saya,” katanya sembari tertawa.

Dari kisah hidup Chantelle Winnie kita bisa lihat bahwa kekurangan bukanlah sepenuhnya kekurangan, malahan mungkin bisa menjadi "hoki" untuk diri kita sendiri. Dan bagaimana gambaran model-model majalah selama ini sesuai perkembangan zaman sekarang banyak juga model yang tidak selalu berkulit putih, langsing, dan cantik.

Lady Arsa



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------






http://chantellewinnie.com/


http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20151221133827-277-99582/jatuh-bangun-winnie-harlow-sang-model-berkulit-belang/