Minggu, 13 Maret 2016

Efek Samping RUBRIK ZODIAK di MAJALAH

Rubrik mengenai berita artis terkini pada majalah wanita seperti Girlfriend, Kartini, Cosmopolitan, dan lain sebgainya merupakan salah satu bagian terpenting, begitu pula dengan rubrik yang berisi tentang ramalan zodiak. Rubrik ini disajikan pada majalah wanita karena menurut penelitian yang dilakukan oleh Gallup sebagai lembaga barometer opini, terbukti bahwa 28 persen responden wanita membaca ramalan horoskop secara rutin, sementara hanya 23 persen kaum pria yang melakukan hal serupa. Pada tahun 2009 Gallup juga melakukan penelitian mengenai tingginya jumlah para wanita yang sering kali berkonsultasi dengan cenayang untuk memperoleh ramalan nasibnya. Dari hasil penelitian statistik yang telah dilakukan oleh Gallup, Yohana Desta, sebagai seorang penulis ilmiah menyimpulkan bahwa para wanita tertarik untuk membaca ramalan zodiak pada majalah karena secara historis para wanita memiliki sifat ingin mengontrol, begitupula dengan nasibnya (Setiawan, 2015).

Penelitian juga dilakukan oleh beberapa peneliti dari Johns Hopkins University dan University of South Carolina. Mereka melakukan penelitian dengan memberi ramalan bintang yang berisi tentang hal negatif pada beberapa partisipan. Setelah membaca ramalan tersebut, partisipan ditanya akan pergi ke pesta atau tetap tinggal rumah. Umpan balik yang didapat dari partisipan berupa penerimaan untuk pergi ke pesta jika merujuk pada ramalan bintang tersebut. Namun di sisi lain, ketika mengambil keputusan atas penerimaan tersebut partisipan juga merasa kurang yakin atas keputusannya. Sedangkan umpan balik dari partisipan yang tidak membaca ramalan zodizodiacngan tegas menolak untuk pergi ke pesta dan memilih untuk membersihkan rumah (Kertopati & Irdayanti, 2013). Seperti yang dilansir pada Daily Mail mengenai penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Consumer Research yang merupakan hasil penelitian dari Hyeongmin Kim, Katina Kulow, dan Thomas Kramer, bahwa Sifat manusia mendorong individu untuk percaya pada nasibnya sendiri, namun di sisi lain ramalan bintang dapat memengaruhi keputusan yang akan diambil oleh individu (Kertopati & Irdayanti, 2013).

Rubrik ramalan zodiak di majalah juga berpengaruh pada salah satu teman saya yang bernama Natalia ketika masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas tiga. Seperti para remaja biasanya, kami berdua suka membaca majalah remaja. Saat itu kami berlangganan majalah Girlfriend, kami merasa keren membaca majalah itu karena tidak hanya terbit di Indonesia. Pada awal berlangganan kami hanya suka membaca namun tidak sampai mengingat berita apa saja yang dihadirkan. Namun mulai dari bulan ketiga setelah berlangganan kami mulai memperhatikan betul konten majalah tersebut, sampai-sampai kami pernah mengikuti resep makanan yang ada di majalah Girlfriend. Tak lupa, kami juga membaca rubrik yang berisi ramalan zodiak. Umpan balik atas pesan yang saya dan teman saya lakukan berbeda mengenai ramalan tersebut. Saya hanya menganggap ramalan tersebut sebagai hal yang biasa, tetapi Natalia menganggap ramalan tersebut adalah hal yang serius dan patut dipercaya karena dia merasa apa yang diungkapkan dalam ramalan tersebut sesuai dengan dirinya. Hal ini berlangsung selama satu tahun sampai kami menginjak bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas satu. Ketika dia didekati oleh seorang siswa laki-laki dan diajak untuk menjadi pacarnya, dia menolak karena menurut ramalan zodiak yang di abaca, tidak seharusnya orang dengan zodiak Taurus memiliki hubungan dengan lawan jenis yang berzodiak Aries. Setelah kejadian tersebut ia cerita pada saya bahwa ia menyesal menolak ajakan laki-laki tersebut, karena sebenarnya dia ingin sekali pacaran dengan laki-laki itu. Karena saya kesal, saya berusaha menyadarkan dia bahwa ramalan zodiak tidak selalu benar, dan saat itu pula dia mulai belajar untuk tidak menjadikan ramalan zodiak sebagai tolak ukur atas segala hal. 

Sifat fanatik yang teman saya miliki terhadap ramalan zodiak di majalah ketika di bangku Sekolah Menengah Pertama hingga Sekolah Menengah Atas merupakan salah satu bukti atas efek komunikasi massa yang bertaraf kognitif, afektif, dan behavioral. Efek komunikassi massa bertaraf kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang bersifat informatif sehingga menyebabkan komunikan untuk membangun persepsinya atas suatu isu. Efek ini terjadi ketika saat Natalia membaca ramalan zodiak saat tiga bulan pertama, yang saat itu ia masih mempertimbangkan apakah informasi itu relevan atau tidak untuk dirinya. Seiring berjalannya waktu, ia mulai berpikir bahwa ramalan itu relevan bagi dirinya namun ia belum menerapkan ramalan zodiak sebagai tolak ukur atas segala hal, maka ia mendapat efek komunikasi massa dengan taraf afektif. Efek ini ditumbulkan media massa pada penerima pesan atau khalayak agar penerima pesan melakukan kecenderungan akan informasi yang didapat. Setelah lebih dari tiga bulan membaca majalah tersebut ia mulai menerapkan ramalan zodiak sebagai tolak ukur atas segala hal yang akan mempengaruhi keputusan yang akan dia ambil. Maka dapat dikatakan bahwa ia sudah mencapai pada taraf ke tiga, yakni efek behavioural adalah efek yang ditimbulkan media massa agar penerima pesan menimbulkan perilaku atas informasi yang didapat. 

Walaupun media massa berharap adanya umpan balik dari konsumen, namun ada kalanya konsumen diharapkan untuk tidak mengambil kesimpulan dengan cepat atas sebuah informasi. Berdasarkan penelitian Kramer dan kawan-kawan, dapat disimpulkan bahwa konsumen yang fanatik dengan ramalan bintang akan selalu mengalami ketergantungan ketika diharuskan mengambil keputusan, sementara mereka yang tidak membaca ramalan zodiak terbukti jauh lebih konsisten ketika mengambil keputusan untuk dirinya (Kertopati & Irdayanti, 2013).


Patricia Liana


Sumber :


Setiawan, S. R. D. (15 Januari 2015). Ini alasan mengapa wanita suka baca ramalan bintang. Kompas. Diakses dari www.kompas.com

Kertopati, L., & I. M. (12 Desember 2013). Bahaya percaya pada ramalan bintang. Viva. Diakses dari www.viva.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar