Ketika
kita mendengar kata “majalah dewasa” apa yang terlintas di pikiran kita? Tidak perlu
dipertanyakan, kebanyakan dari kita sudah tahu apa yang dimaksud dengan majalah
dewasa. Kemudian apa saja isinya? Tentu saja gambar-gambar dan informasi
tentang model wanita maupun model laki-laki yang mempertunjukan alat reproduksinya,
dan berbagai jenis gambar-gambar lainnya yang dapat meningkatkan nafsu seksual.
Tetapi tentu saja pembahasan kali ini bukan tentang bagaimana nafsu tersebut
timbul, karena jika demikian maka, sama saja saya sebagai seorang seniman
penulis cerita dewasa, yang akan dibahas adalah majalah dewasa tersebut yang
memasuki era kelam.
Majalah dewasa masuk kedalam periode senja, di era digital seperti sekarang ini. Terbukti dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, salah satu produk dari ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut adalah internet. seperti kiasan berikut yang sering kita dengar “dengan kekuatan jari, kita diantarkan kemanapun yang kita inginkan”, kiasan tersebut mengandung artinya yang mendalam, seperti fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang ini, hanya dengan menggunakan telepon pintar yang kita bawa kemana-mana, serta didukung dengan penetrasi internet yang meluas di berbagai negara di dunia, informasi apapun yang ingin kita cari akan sangat gampang kita dapatkan. Salah satunya adalah pornografi, untuk mencari website yang berbau pornografi di internet, kita hanya perlu mengetik di alamat website, dan SELESAI, Apa yang kita inginkan sudah dapat. Hal tersebut juga akhirnya berdampak kepada penjualan majalah dewasa yang ada di masyarakat.
Majalah Penthouse |
Sang pendiri Bob Guccione meninggalkan sekolah seminarinya dan memberanikan dirinya untuk berbisnis majalah yang memperlihatkan keelokan tubuh wanita-wanita yang menjadi modelnya. Pada saat itu juga Penthouse mendominasi semua selebriti, diantaranya adalah artis yang sangat komersial Madonna dan Miss America Vanessa Williams (yang berujung dicabutnya gelar ratu kecantikannya pada saat itu), saat itu Penthouse yang menampilkan Madonna dengan kondisi tanpa sehelai benangpun. Majalah ini juga tak bosan-bosannya melakukan kontroversi yang ada di masyarakat, seperti kasus yang pernah terjadi, untuk pertama kalinya majalah ini memperlihatkan puting di sampulnya.
Saat-saat masa kejayaanya Majalah Penthouse sempat memiliki penjualan yang fantastis, yaitu terjualnya majalah tersebut hingga lima juta eksemplar dalam sebulannya.
Kemudian pada tahun 1979, Majalah Penthouse merilis sebuah film yang berjudul “Caligula” yang ditulis oleh penulis Pulitzer Prize, dan langsung di produseri oleh pemilik nya sendiri yaitu Bob Guccione. Film tersebut diperankan oleh bintang film panas Malcolm McDowell, Peter O’Toole, dan Helen Mirren. Tetapi kenyataanya pembuatan film tersebut dinyatakan sebagai keputusan yang blunder dan investasi yang buruk, karena film tersebut dikritik habis-habisan oleh salah seorang kritikus film yang terkenal pada masa itu, yang lebih dikenal dengan Roger Ebert.
Sejak saat itu Majalah Penthouse tidak pernah lagi meraup keuntungan yang melebihi penjualannya yang luar biasa dan mencapai lima juta eksemplar perbulannya. Bahkan sejak tahun 2008, Penthouse sudah tidak pernah lagi meraup keuntungan. Lalu pada tahun 2013, tiga tahun setelah meninggalnya sang pendiri Bob Guccione, Penthouse menyatakan diri merugi. Buntutnya perusahaan tersebut diakuisisi oleh FriendFinderNetwork. Saat ini Penthouse hanya menjual majalahnya dalam bentuk softfile. (Okezone.com, 2016)
Hal
ini bisa dikaitkan juga dengan minat masyarakat yang sudah beralih dari media
cetak ke internet, yang menyebabkan bangkrutnya majalah tersebut
Agustinus Negara
sumber:
Abdul, Gadis. 22 Januari 2016. 8 Fakta
Mengenai Majalah Dewasa "Penthouse". (Bintang.com). http://www.bintang.com/lifestyle/read/2418006/8-fakta-tentang-majalah-pria-dewasa-penthouse
Wirayudha, Randy. 19 Januari 2016. Majalah
Penthouse Tak Pernah Untung Sejak 2008. (okezone.com). http://news.okezone.com/read/2016/01/19/18/1291382/majalah-penthouse-tak-pernah-untung-sejak-2008?page=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar