Djaka Lodang ed. 24 Mei 2008 |
Diadakannya rapat bersama untuk menentukan nama dari majalah itu, awalnya akan diberikan dengan nama Surkuning. Nama ini diambil karna pada masa itu Surkuning sedang menjadi buah bibir orang banyak karna berdasarkan kisah nyata berupa cerita miris yang dialami remaja perempuan yang di perkosa dan dibunuh oleh sejumlah pria, namun setelah konsultasi dengan Komandan Korem tentang menjadikan Surkuning sebagai sebuah nama dari majalah tersebut di tolak karna kasihan dengan cerita di balik nama tersebut. Akhirnya di putuskanlah dengan memakai nama Djaka Lodang yang di ambil dari karya Ronggo Warsito.
Abdullah Purwodarsono menuturkan alasan mengapa dia memilih menggunakan bahasa Jawa di majalah ini karena dia ingin melestarikan bahasa Jawa. Maka jika ingin menceritakan budaya Jawa tentu menggunakan bahasa Jawa dan juga bahasa Jawa sejatinya adalah bahasa ibu.
Majalah Djaka Lodang tidak pernah memiliki konten yang menggebrak masyarakat karna sesuai dengan moto yang tertera di sampul majalah tersebut yaitu " Ngesti Budhi Rahayu Mungatmakari Jakatanyar". Ngesti Budhi Rahayu yang berarti berusaha untuk keselamatan, Mungatmakari Jakatanyar berarti tidak ketinggalan kemajuan zaman. Jadi Djaka Lodhang tidak pernah membuat masyarakat heboh dengan konten yang di muat di majalah karna berangkat dari motto tersebut.
Majalah Djaka Lodang selain dijual di agen-agen, namun juga dijual pada pelanggan tetapnya, serta bagi pembaca yang berada di luar Jogja dapat membelinya secara daring melalui website.
Iklan Majalah Pada Djaka Lodang Juga dengan Bahasa Jawa |
Tentu saja Majalah Djaka Lodang pernah mengalami masa-masa sulit. Dalam wawancara bersama Abdullah, ia menuturkan bahwa hal itu terjadi pada saat ini karena kurangnya minat pembaca untuk membaca majalah dengan bahasa Jawa serta sudah semakin lunturnya kelestarian penggunaan bahasa Jawa di kalangan masyarakat Jawa (10/06).
Saat ini majalah Djaka Lodang di produksi 5000 cetak dengan harga Rp. 13.000.-. Jika teman-teman ingin mengisi konten dan mengirimkan surat pembaca bisa langsung di antar atau dikirimkan ke alamat Djaka Lodang : Jl. Patehan Tengah No. 35 Yogayakarta (55133). Mari sama-sama kita melestarikan budaya daerah kita sendiri jangan sampai kita tidak mengenal dan meninggalkan budaya yang sebenarnya sudah mendarah daging ini.
Sumber
Wawancara Drs. H. Abdullah Purwodarsono, 10 Juni 2016.
Dimuat oleh: Lady Arsa Nabila, Yustinus Bigar, &
Jeremy Thomas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar