Halaman depan Teras Pers edisi ke-25 |
Majalah yang
sudah berdiri sejak tahun 2004 ini memiliki beberapa sepak terjangnya dalam
menjalani kehidupan jurnalisme media cetak di lingkungan kampus. Dimulai dari
teguran dari dekanat karena topik pembahasan majalah yang memojokan salah satu
organisasi yang ada di kampus mereka sendiri (FISIP), serta wadah keluh kesah dari
mahasiswa terhadap fenomena yang ada di kampus. Terbukti dengan sekarang
dikeluarkannya rubrik surat pembaca dan rubrik opini yang bertujuan untuk menampung
aspirasi dari mahasiswa FISIP.
Agustinus Mahardika Negara yang kerap kali dipanggil Agus, ia bertubuh kekar, tinggi, serta mukanya yang berperawakan Chinese, ketika ditemui Kongko Pers,
Agus selaku marketing komunikasi Teras Pers angkatan 2015 membagi-bagikan ceritanya seputar
Teras Pers yang layak diketahui oleh khalayak FISIP UAJY. “Ya pada awalnya
Teras didirikan tahun 2004.” begitu tuturnya saat diwawancarai pada 02 Juni 2016.
“Kegunaannya bertujuan untuk menampung keluhan mahasiswa dan juga sebagai media untuk teman-teman yang ingin belajar komunikasi
dalam bidang jurnalisme.” (Agus, 02 Juni 2016).
Saat ditanyai
tentang topik yang paling mantap, Agus mengaku bahwa di dua edisi terakhir (BEM Bak Macan Ompong, dan
Cerminan Untuk Dosen) dari majalah Teras Pers merupakan topik yang
paling menggebrak dan mengkritisi sejumlah organisasi ataupun lembaga sosial
yang ada di kampus FISIP UAJY.
“Seperti yang
kita lihat dosen menyandang status quo di kampus, bisa dilihat ada ketimpangan
relasi antara dosen dan mahasiswa.”
“Dari
ketimpangan ini yang paling dirugikan adalah mahasiswa. Sehingga melihat
fenomena tersebut, dari Teras Pers sendiri ingin mengangkat topik bagaimana
evaluasi dosen di kampus kita.” Lanjut Agus
Topik tersebut (Cerminan
Untuk Dosen) sangat membutuhkan kehati-hatian, mengingat pada edisi sebelumnya teras
sudah mendapat teguran dari dekanat (edisi BEM
Bak macan Ompong).
Terlepas dari
berbagai kontroversi, redaksi Teras juga menyeleksi para jurnalis
muda yang memiliki komitmen, skill serta
kerjasama team yang solid. Dalam harapannya untuk kemajuan Teras Pers, Agus
mengutarakan bahwa etos dan ritme kerja Teras Pers harus dipertahankan, bahkan
harus dikembangkan, sehingga Teras Pers bisa menjadi rujukan mahasiswa untuk
berpikir jernih dan kritis.
Sumber:
Wawancara, Agustinus, 02 Juni 2016.
Sumber:
Wawancara, Agustinus, 02 Juni 2016.
Lady Arsa & Patricia Liana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar