Hari ini
kita akan membahas tentang bagaimana tahap produksi majalah dari mulai
orang-orang yang berperan dibalik sebuah majalah hingga kita akan membahas
sampai majalah itu di edarkan.
Nah untuk
pertama kali tentu saja ada yang namanya "Tahap Perencanaan"
tentu saja agar sebuah proses berjalan lancar kita harus memiliki sebuah
perencanaan. Tahap perencanaan meliputi:
1. Pembuatan Tim kerja (tim
redaksi)
Dalam
tim kerja atau struktural usaha majalah, pada umumnya terdiri dari:
- Pemimpin redaksi
- Sekretaris umum
- Bendahara umum
Orang yang bertanggung
jawab atas keluar masuknya biaya anggaran redaksi.
- Reporter
Orang yang bertugas
mencari berita dan isi artikel rubrikasi
- Fotografer
Orang yang bertugas akan semua foto –
foto atau model yang ada pada majalah.
- Desainer
Orang yang bertugas dalam mendesain
majalah.
- Editor
Orang yang bertugas merapikan atau mengecek hasil
kerja akhir dari desainer.
2. Penetapan
visi dan misi majalah
Visi dan Misi dalam
sebuah majalah sangatlah penting karena ini merupakan sebuah fondasi awal dalam
sebuah pembuatan sebuah majalah. Visi dan Misi menjadi sebuah panutan dalam
penentuan rubrik-rubrik di dalam sbeuah majalah sehingga tidak ada isi yang
melenceng.
3. Penentuan segmentasi majalah
Majalah
yang baik adalah majalah yang memiliki segmentasi yang jelas dan dimana
pembacanya sesuai dengan tujuan segmentasinya. Dalam pengelompokkan
segmentasi, penulis membaginya menjadi 2, yaitu segmentasi berdasarkan
demografis dan geografis.
Segmentasi berdasarkan
demografis, segmentasi yang didasarkan kepada sifat atau karakter manusia.
Contoh, jenis kelamin, usia, dll
Segmentasi berdasarkan
geografis, segmentasi yang dibedakan menurut wilayah atau tempat. Contoh,
sekolah, perusahaan, indonesia, Malaysia, dll
4. Penentuan proses distribusi atau
penjualan
Tahap ini, termasuk
tahap yang cukup harus dipikirkan secara matang. Karena jika majalah bagus
tetapi sistem pendistribusian atau penjualan tidak baik. Maka, yang akan
terjadi majalah itu akan sia – sia dibuat. Karena penempatan pasar yang tak
terkoordinasi dengan baik sehingga majalah tak terlirik oleh calon pembaca.
Jika majalah, djual
secara gratis. Maka pendistribusiannya tak terlalu dipikirkan. Karena majalah
yang dijual secara gratis, lebih baik pendistribusiannya langsung
kesegmentasinya. Diambil contoh majalah sekolah. Majalah free tersebut,
langsung ditempatkan kesekolah – sekolah.
Sedangkan majalah yang
dijual dengan tidak gratis. Pendistribusiannya harus dipikirkan secara matang.
Karena jika salah langkah, maka yang akan terjadi majalah tersebut tidak akan
terjual sesuai dengan keinginan.
Tahap Meembuat Konsep
Majalah
Majalah yang baik
adalah majalah yang dibuat secara terkonsep dengan baik. Dalam hal ini, penulis
ingin memberikan informasi atau tahapan dalam mengkonsep suatu majalah, yang
diantaranya:
- Nama majalah
2. Pemilihan rubrik
Rubrik merupakan salah satu faktor penting dalam pencitraan suatu
masalah. Oleh karena itu pemilihan rubrik harus difikirkan secara matang karna
harus sesuai dengan nama, segmentasi dan fungsi majalah.
3. Jumlah Halaman
Dalam jumlah halaman
pada majalah, pada umumnya paling sedikit adalah 20 halaman dan paling banyak
tidak terbatas. Yang anda harus ketahui, dalam jumlah halaman harus
berkelipatan 4, seperti 20 halaman, 24, 28, 32, 36, dan seterusnya. Hal ini
untuk mencegah kekurangan dan kelebihan halaman atau memanfaatkan bidang kertas
print
4. Ukuran majalah
Ukuran majalah juga
dapat mempengaruhi daya tarik pembaca. Banyak orang yang lebih memilih majalah
yang dapat mudah dibawa pergi dan mudah dibaca ketika diperjalanan. Pada
umumnya, majalah berukuran A4, Letter dan B5 atau F4.
5. Jenis Kertas
Jenis kertas cukup
mendukung tingkat daya beli. Jenis kertas cover dengan isi biasanya setiap
majalah berbeda. Yang umum dipakai, cover menggunakan jenis kertas Art Carton
atau Art Paper sedangkan untuk isi jenis kertas yang dipakai yaitu Art Paper
atau HVS. Jenis kertas yang dipakai pada cover, pada umumnya lebih tebal dari
isi. Jika cover memakai Art Carton maka isi memakai Art Paper atau HVS.
Tahap Pembuatan
1. Pencarian berita
Tahap ini adalah tugas
seorang reporter. Tahap ini memerlukan suatu ilmu pasti, agar mendapatkan suatu
berita yang baik dan menarik sehingga para pembaca bisa merasakan maksud dari
berita tersebut. Ilmu tersebut sangat sederhana namun perlu suatu pengembangan.
Ilmu yang dimaksud adalah dasar suatu pembentuk tulisan, yaitu 5W+1H. Jika ilmu
itu sudah diterapkan dengan baik dan pengembangan yang kreatif, maka tidak akan
menutup kemungkinan pembaca akan terbawa oleh emosi dalam isi berita.
2. Menulis artikel
Tahap ini adalah tahap
yang tak mudah, namun semua orang bisa melakukannnya. Karena setiap diSekolah,
kita semua selalu disuruh membuat tulisan oleh guru Bahasa Indonesia kita untuk
menulis pengalaman tentang liburan semesteran. Namun kenapa saya bilang tak
mudah, karena tak semua tulisan yang kita tulis bisa dimengerti dengan baik dan
tak bisa dirasakan emosi yang ada dalam tulisannya oleh semua orang yang
membacanya.
3. Mengoreksi tulisan
Dalam tahap ini
diperlukan orang yang sangat teliti dan mengerti akan tata cara penulisan.
Karena dalam tahap ini, orang tersebut harus memeriksa tentang tanda baca,
pembendaharaan kata, dan emosi yang terkandung dalam tulisan tersebut. Jika
orang ini sudah yakin akan koreksiannya, maka tulisan tersebut diserahkan
kepada desainer untuk didesain.
4. Mendesain
Setelah tulisan
diserahkan kedesainer, maka tahap inilah yang membuat suatu majalah terlihat
menarik dan inovatif. Tahap mendesain adalah yang sangat menarik, karena tahap
ini menuntut kita untuk selalu kreatif dan inovatif agar pembaca memiliki
perhatian akan majalahnya. Dalam tahap ini, desainer harus memahami tentang
elemen desain agar majalah dapat menarik perhatian calon pembaca. Beberapa
elemen desain yang terkandung dalam majalah, diantaranya:
A. Layout
Pada penerapan elemen
desain ini, sangatlah penting. Dikarenakan jika elemen ini tidak diperhatikan,
maka yang akan terjadi sipembaca malas dan enggan untuk membacanya, karena
layout – layout yang berantakan dan membingungkan serta tidak ada ketertarikan
untuk membacanya. Tips untuk mencegah hal itu terjadi, penulis ingin membagi informasi
kepada teman – teman untuk membuat layout yang baik, diantaranya:
- Sesuaikan dengan
target segmentasinya, karena jika kita membuat layout yang monoton untuk para
remaja maka yang terjadi mereka tidak mau untuk membacanya
- Manfaatkan ruang
desain majalah, jangan terlalu ditumpuk – tumpuk jika ruang desain masih luas.
- Coba memakai bantuan
image atau tamplate untuk melayout, agar memiliki variasi dan tidak monoton
- Buatlah layout yang
inovatif dan kreatif, untuk menarik perhatian pembaca
B. Warna
Warna merupakan elemen
desain yang sangat mempengaruhi sebuah desain. Jika kita asal memakai warna
tanpa mempertimbangkan efeknya, maka yang akan terjadi mata sipembaca akan
lelah dan sakit dalam membaca atau sipembaca tidak bisa membaca artikelnya
dengan jelas, karena saruh dengan warna background. Disini penulis ingin
berbagi informasi dalam menangani permasalahan ini, diantaranya:
- Selaraskan warna
background dengan artikel yang ada, agar mudah dibaca dan mata sipembaca tidak
sakit dan lelah dalam membaca
- Permainan warna
sesuaikan dengan target pembaca majalah tersebut
- Pemakaian warna CMYK,
hindari pemakaian warna RGB
C. Font
Font termasuk dalam
elemen desain grafis. Font sangat penting dalam dunia majalah. Karena tanpa
font, majalah mungkin hanya sebuah buku gambar yang hanya berisi sebuah
ilustrasi. Setiap font memiliki sebuah arti dan makna yang berbeda. Karena font
tidak hanya dibuat berdasarkan fungsi bacanya saja, tetapi dibuat berdasarkan
makna, filosofi dan fungsinya. Pada hal ini, penulis ingin berbagi informasi
tentang pemakaian font yang baik pada majalah. Yang akan dijelaskan seperti
dibawah ini, diantaranya:
- Pemakaian font, harus
disesuaikan dengan segmentasi majalah
- Gunakan font yang
memiliki readability dan legability
- Hindari pemakaian
ukuran font dibawah 5 point, karena akan mempengaruhi proses ketajaman
pencetakan
D. Ilustrasi atau gambar
Ilustrasi atau gambar
adalah termasuk elemen penting pada majalah. Karena dengan adanya ilustrasi
atau gambar, majalah menjadi lebih kreatif, komunikatif, informatif dan
inovatif. Pembaca menjadi lebih terbawa suasana oleh isi artikel dan pembaca
menjadi lebih tertarik untuk membaca isi artikel. Lalu seperti apakah kriteria
ilustrasi atau gambar yang baik untuk majalah. Penulis akan memberikan
informasi tentang kriteria tersebut, seperti dibawah ini:
- Ilustrasi atau gambar
memiliki kesesuaian makna dengan isi artikel
- Ilustrasi atau gambar
memiliki resolusi yang tinggi, agar terlihat jelas
- Ilustrasi atau gambar
memiliki daya komunikatif dan informative
5. Mendesain Cover
Setelah semua isi
rubrik didesain, maka langkah selanjutnya mendesain cover majalah. Mendesain
cover majalah, didesain berdasarkan tema edisi yang sedang diangkat. Desain
cover sangatlah mempengaruhi para calon pembaca untuk membaca isi dari
keseluruhan majalah tersebut. Karena desain cover merupakan display kemasan
bagi isi yang akan disajikannya. Oleh karena itu, desain cover depan majalah
harus memenuhi kriteria-kriteria berikut ini:
- Dapat menunjukkan
identitas majalah sesuai dengan misi yang telah ditetapkan
- Dapat menarik
perhatian calon pembaca untuk membacanya
- Komunikatif dan
informatif
- Dapat meningkatkan
daya jual
- Sesuaikan dengan tema
yang sedang diangkat
6. mengoreksi hasil
desain
Pada tahap ini
diperlukan orang yang teliti dan paham akan sebuah keindahan. Karena tahap ini
dituntut untuk mengerti majalah yang menarik seperti apa dan ilmu tentang
sebuah desain yang baik seperti apa.
7. Cetak coba
Sebelum masuk cetak
offset, sebaiknya sebuah desain harus dilakukan cetak coba. Agar bisa diketahui
kesalahan – kesalahan klasik dalam mencetak yaitu warna yang berbeda dengan
yang dikomputer, fonts yang berubah dengan aslinya, gambar yang pecah, artikel
yang terlalu mepet dengan area lipat dan potong kertas, dan hal – hal lain yang
membuat hasil cetakan menjadi berubah dengan aslinya.
8. Cetak dan finishing
Ketika cetak coba
sudah sesuai dengan keinginan. Maka langkah selanjutnya, yaitu mencetak besar.
Mencetak dengan mesin yang disesuaikan dengan keinginan dan sesuai keuangan
perusahaan. Ketika proses cetak selesai, proses finishinglah yang akan
dilakukan. Seperti jilid dan kemas majalah, lalu jadilah majalahnya.
1. Pencarian berita
Tahap ini adalah tugas
seorang reporter. Tahap ini memerlukan suatu ilmu pasti, agar mendapatkan suatu
berita yang baik dan menarik sehingga para pembaca bisa merasakan maksud dari
berita tersebut. Ilmu tersebut sangat sederhana namun perlu suatu pengembangan.
Ilmu yang dimaksud adalah dasar suatu pembentuk tulisan, yaitu 5W+1H. Jika ilmu
itu sudah diterapkan dengan baik dan pengembangan yang kreatif, maka tidak akan
menutup kemungkinan pembaca akan terbawa oleh emosi dalam isi berita.
2. Menulis artikel
Tahap ini adalah tahap
yang tak mudah, namun semua orang bisa melakukannnya. Karena setiap diSekolah,
kita semua selalu disuruh membuat tulisan oleh guru Bahasa Indonesia kita untuk
menulis pengalaman tentang liburan semesteran. Namun kenapa saya bilang tak
mudah, karena tak semua tulisan yang kita tulis bisa dimengerti dengan baik dan
tak bisa dirasakan emosi yang ada dalam tulisannya oleh semua orang yang
membacanya.
3. Mengoreksi tulisan
Dalam tahap ini
diperlukan orang yang sangat teliti dan mengerti akan tata cara penulisan.
Karena dalam tahap ini, orang tersebut harus memeriksa tentang tanda baca,
pembendaharaan kata, dan emosi yang terkandung dalam tulisan tersebut. Jika
orang ini sudah yakin akan koreksiannya, maka tulisan tersebut diserahkan
kepada desainer untuk didesain.
4. Mendesain
Setelah tulisan
diserahkan kedesainer, maka tahap inilah yang membuat suatu majalah terlihat
menarik dan inovatif. Tahap mendesain adalah yang sangat menarik, karena tahap
ini menuntut kita untuk selalu kreatif dan inovatif agar pembaca memiliki
perhatian akan majalahnya. Dalam tahap ini, desainer harus memahami tentang
elemen desain agar majalah dapat menarik perhatian calon pembaca. Beberapa
elemen desain yang terkandung dalam majalah, diantaranya:
A. Layout
Pada penerapan elemen
desain ini, sangatlah penting. Dikarenakan jika elemen ini tidak diperhatikan,
maka yang akan terjadi sipembaca malas dan enggan untuk membacanya, karena
layout – layout yang berantakan dan membingungkan serta tidak ada ketertarikan
untuk membacanya. Tips untuk mencegah hal itu terjadi, penulis ingin membagi
informasi kepada teman – teman untuk membuat layout yang baik, diantaranya:
- Sesuaikan dengan
target segmentasinya, karena jika kita membuat layout yang monoton untuk para
remaja maka yang terjadi mereka tidak mau untuk membacanya
- Manfaatkan ruang
desain majalah, jangan terlalu ditumpuk – tumpuk jika ruang desain masih luas.
- Coba memakai bantuan
image atau tamplate untuk melayout, agar memiliki variasi dan tidak monoton
- Buatlah layout yang
inovatif dan kreatif, untuk menarik perhatian pembaca
B. Warna
Warna merupakan elemen
desain yang sangat mempengaruhi sebuah desain. Jika kita asal memakai warna
tanpa mempertimbangkan efeknya, maka yang akan terjadi mata sipembaca akan
lelah dan sakit dalam membaca atau sipembaca tidak bisa membaca artikelnya
dengan jelas, karena saruh dengan warna background. Disini penulis ingin
berbagi informasi dalam menangani permasalahan ini, diantaranya:
- Selaraskan warna
background dengan artikel yang ada, agar mudah dibaca dan mata sipembaca tidak
sakit dan lelah dalam membaca
- Permainan warna
sesuaikan dengan target pembaca majalah tersebut
- Pemakaian warna CMYK,
hindari pemakaian warna RGB
C. Font
Font termasuk dalam
elemen desain grafis. Font sangat penting dalam dunia majalah. Karena tanpa
font, majalah mungkin hanya sebuah buku gambar yang hanya berisi sebuah
ilustrasi. Setiap font memiliki sebuah arti dan makna yang berbeda. Karena font
tidak hanya dibuat berdasarkan fungsi bacanya saja, tetapi dibuat berdasarkan
makna, filosofi dan fungsinya. Pada hal ini, penulis ingin berbagi informasi
tentang pemakaian font yang baik pada majalah. Yang akan dijelaskan seperti
dibawah ini, diantaranya:
- Pemakaian font, harus
disesuaikan dengan segmentasi majalah
- Gunakan font yang
memiliki readability dan legability
- Hindari pemakaian
ukuran font dibawah 5 point, karena akan mempengaruhi proses ketajaman
pencetakan
D. Ilustrasi atau gambar
Ilustrasi atau gambar
adalah termasuk elemen penting pada majalah. Karena dengan adanya ilustrasi
atau gambar, majalah menjadi lebih kreatif, komunikatif, informatif dan inovatif.
Pembaca menjadi lebih terbawa suasana oleh isi artikel dan pembaca menjadi
lebih tertarik untuk membaca isi artikel. Lalu seperti apakah kriteria
ilustrasi atau gambar yang baik untuk majalah. Penulis akan memberikan
informasi tentang kriteria tersebut, seperti dibawah ini:
- Ilustrasi atau gambar
memiliki kesesuaian makna dengan isi artikel
- Ilustrasi atau gambar
memiliki resolusi yang tinggi, agar terlihat jelas
- Ilustrasi atau gambar
memiliki daya komunikatif dan informative
5. Mendesain Cover
Setelah semua isi
rubrik didesain, maka langkah selanjutnya mendesain cover majalah. Mendesain
cover majalah, didesain berdasarkan tema edisi yang sedang diangkat. Desain
cover sangatlah mempengaruhi para calon pembaca untuk membaca isi dari
keseluruhan majalah tersebut. Karena desain cover merupakan display kemasan
bagi isi yang akan disajikannya. Oleh karena itu, desain cover depan majalah
harus memenuhi kriteria-kriteria berikut ini:
- Dapat menunjukkan
identitas majalah sesuai dengan misi yang telah ditetapkan
- Dapat menarik
perhatian calon pembaca untuk membacanya
- Komunikatif dan
informatif
- Dapat meningkatkan
daya jual
- Sesuaikan dengan tema
yang sedang diangkat
6. mengoreksi hasil
desain
Pada tahap ini
diperlukan orang yang teliti dan paham akan sebuah keindahan. Karena tahap ini
dituntut untuk mengerti majalah yang menarik seperti apa dan ilmu tentang
sebuah desain yang baik seperti apa.
7. Cetak coba
Sebelum masuk cetak
offset, sebaiknya sebuah desain harus dilakukan cetak coba. Agar bisa diketahui
kesalahan – kesalahan klasik dalam mencetak yaitu warna yang berbeda dengan
yang dikomputer, fonts yang berubah dengan aslinya, gambar yang pecah, artikel
yang terlalu mepet dengan area lipat dan potong kertas, dan hal – hal lain yang
membuat hasil cetakan menjadi berubah dengan aslinya.
8. Cetak dan finishing
Ketika cetak coba
sudah sesuai dengan keinginan. Maka langkah selanjutnya, yaitu mencetak besar.
Mencetak dengan mesin yang disesuaikan dengan keinginan dan sesuai keuangan
perusahaan. Ketika proses cetak selesai, proses finishinglah yang akan
dilakukan. Seperti jilid dan kemas majalah, lalu jadilah majalahnya.
( Lady Arsa Nabila R)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar