Jumat, 24 Juni 2016

Sejarah Perkembangan Majalah

Halo Blogers! Janggal rasanya bila blog kami ini tidak menginformasikan tentang sejarah perkembangan majalah, nah maka dari itu, kali ini kita akan mebahas sedikit tentang perkembangan majalah di Indonesia.

The Gentleman's Magazine (www.images.ourontario.ca)
Pertama kali munculnya majalah di dunia adalah diawali dengan majalah Erbauuliche Monachts-Unterredungen (1663-1668) yang diterbitkan oleh Jhonn Rist, dia adalah seorang teolog dan penyair dari Hanburg, Jerman, Tetapi majalah tersebut kurang terkenal, sehingga banyak yang mengira bahwa majalah yang pertama kali muncul di dunia adalah The Gentleman's Magazine, yang diterbitkan pada tahun 1731 di London dan berhenti terbit pada September 1907. Edward Cave adalah editor dari majalah tersebut di bawah nama pena "Sylvanus Urban". Dia adalah orang pertama yang menggunakan istilah "majalah" di analogi sebagai gudang militer dari berbagai material, yang berasal dari bahasa arab yaitu "makazin" (Achmad Dzakky, 2013).

Majalah The Spectator, (www.itsnicethat.com)
Perkembangan majalah pada tahun 1970, Richard Steele menerbirkan majalah bernama "The Tatler", Joseph Addison dan Richar Steele juga menerbitkan majalah The Spectator. majalah tersebut berisi masalah politik, berita-berita internasional, tulisan yang mangandung unsur-unsur moral, berita-berita hiburan, dan gosip.

Kemudian perkembangan majalah merambat ke Indonesia, sebelum Indonesia merdeka, majalah sudah terlebih dahulu masuk ke Indonesia. Pada tahun 1914 muncul sebuah majalah pembawa kaum kerani atau juru tulis kebun yang mengawali perkembangan majalah di Indonesia, nama majalah tersebut adalah De' Craine. Kemudian pada tahun 1939 terbit sebuah majalah yang bernama "Perintis" dari Banjarmasin. Majalah tersebut adalah majalah dwimingguan yag beredar dikalangan supir (Achmad Dzakky, 2013) tetapi majalah-majalah tersebut tidak mampu bertahan lama di dunia jurnalistik Indonesia.

Di awal kemerdekaan Indonesia, majalah mulai berkembang kembali dengan terbitnya majalah yang bernama "Pantja Raja" di Jakarta, majalah ini dipimpin oleh oleh Markoem Djojohadisoeparto dan diprakarsai oleh Ki Hajar Dewantara, di Ternate juga terbit majalah mingguan yang bernama "Menara Merdeka" yang diterbitkan oleh Arnold Monoutu dan Dr, Hassan Mossouri Oktober 1945 berisi berita-berita dari Radio Republik Indonesia. Ada juga majalah yang menggunakan bahasa jawa pada saat itu, nama majalahnya adalah "Djojobojo" dan diterbitkan oleh Tadjib Ermadi, di Blitar juga ada majalah Jawa yaitu "Obor" (Suluh).

Kemudian Soemanang SH menerbitkan sebuah majalah yang bertujuan memusnahkan kekuasaan Belanda yang masih bersisa di Indonesia, dalam majalah tersebut juga dia mengajak rakyat untuk bersama-sama berani mengusir dan melawan penjajah, nama majalahnya adalah "Revue Indonesia".

Majalah Revenue Indonesia (www.djamandaholoe.com)
Banyak bermunculan majalah pada masa orde lama, tetapi jarang ada yang bertahan lama, majalah yang eksis pada masa orde lama salah satunya adalah "Star Weekly", ada juga majalah yang berasal dari Bogor yaitu "Gledek" tapi tidak bertahan lama.

Semakin berkembangnya zaman, maka diikuti pula oleh majalah yang terus berkembang dengan tampilan yang di kemas lebih menarik dan memiliki informasi yang berbobot. Semoga ke depannya media cetak, khususnya majalah tidak tersingkirkan oleh media elektronik dan semoga kedepannya juga Indonesia mampu mencetak majalah yang terkenal sampai ke seluruh penjuru dunia, mari kita wujudkan bersama-sama.

Jeremy Thomas, Agustinus Mahardika, & Yustinus Bigar

Sumber :

Dzakky, Achmad. No date. Sekilas Perkembangan Majalah. (muspen.kominfo.go.id). http://muspen.kominfo.go.id/index.php/berita/339-sekilas-perkembangan-majalah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar